Alasan
#1: Enggan Mengubah Lingkungan
Kebanyakan orang yang
hidup rata-rata tumbuh pada lingkungan yang tidak mendukung untuk kaya; jarang
bertemu dan tidak mengenal orang kaya. Ketika sekolah juga tidak punya kenalan teman
dari keluarga kaya. Mereka tidak menemukan role model seperti apa orang kaya
itu. Menjadi kaya menjadi sebuah mimpi yang jauuh, bahkan terasa impossibledalam benak orang yang
tumbuh pada lingkungan rata-rata.
Faktanya
anak-anak orang kaya relatif lebih mudah untuk ikut menjadi kaya ketika
besarnya, jumlahnya lebih banyak dibandingkan anak-anak yang tumbuh dari
lingkungan yang biasa-biasa saja kemudian menjadi kaya ketika besarnya.
Harus
diakui, bahwa lingkungan punya pengaruh yang signifikan terhadap nasib dan masa
depan kita. Kita memang tidak bisa memilih dilahirkan pada lingkungan seperti
apa, namun seiring waktu kita punya pilihan untuk mengubah lingkungan yang
mendukung impian kita.
Keengganan
mengubah lingkungan menjadi alasan pertama kenapa sebagian besar orang tidak
kaya.
Kalau
kita merasa lingkungan kerja kita tidak mendukung untuk kaya, ubahlah segera.
Jika kita merasa lingkungan pergaulan kita lebih banyak menebarkan aura negatif
(pesimis) dibandingkan positif (optimis), ubahlah sekarang juga. Temukan
caranya dan lakukan.
Alasan #2: Tidak Memutuskan dan Berkomitmen
Alasan
kedua kenapa kebanyakan orang tidak menjadi kaya adalah karena mereka tidak
pernah memutuskan dan berkomitmen secara serius untuk menjadi kaya.
Kita
semua punya keinginan untuk kaya, sebagian dari kita telah membaca banyak buku
dan artikel bagaimana jalan menjadi kaya, sebagiannya juga ikut seminar
berkali-kali bagaimana agar hidup bisa berlimpah harta, berdoa siang malam agar
hidup makin kaya.
Tapi
satu hal fundamental yang seringkali kita lupakan adalah komitmen dan ketekunan
untuk melakukan hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjadi kaya. Kita masih
melakukan cara-cara yang sama seperti kemarin yang terbukti membuat hidup kita
begini-begini saja.
Ketika
kita memutuskan untuk menjadi kaya, maka pahami konsekuensinya dan komitmen
untuk tekun menjalankan hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjadi kaya
seberapapun pengorbanannya. That’s it!
“Saya memutuskan untuk menjadi kaya dan siap dengan segala
komitmen dan menempuh pengorbanan yang diperlukan!” (coba teriakkan kalimat ini sekuatnya, abaikan kebengongan orang
di sekitar Anda)
Alasan #3: Berpikir bahwa Waktu Terbaik adalah Besok
Waktunya
kurang cocok untuk memulai bisnis. Pasar lagi lesu. Rupiah melemah. BBM naik.
Harga emas lagi turun terus. Laju ekonomi melambat. Persaingan makin sengit,
kita tunggu mereda dulu. Dlsb.
Alasan ketiga kenapa kebanyakan orang tidak menjadi kaya adalah suka menunda
(procrastination), berpikir bahwa waktu terbaik adalah besok dan besok.
Sudah
ubah lingkungan, sudah memutuskan untuk kaya, namun selalu menemukan alasan
untuk menunda hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjadi kaya. Sebagiannya
kemudian baru tersadar ketika umur sudah senja dan tenaga makin renta.
Sebagiannya yang lain tidak juga tersadar sampai akhir hayatnya.
Lakukan
apa yang mesti kita lakukan hari ini, seremeh apapun itu.
Alasan #4: Ketidakberdayaan dalam Menunda Kesenangan
Alasan keempat kenapa
sebagian besar orang pensiun dalam kondisi kekurangan adalah karena
ketidakmampuan dalam menunda kesenangan, inability to delay gratification.
Tidak
mampu mengelola godaan yang begitu besar untuk menghabiskan setiap rupiah yang
dihasilkan, bahkan sebagiannya berbelanja melebihi kemampuan dengan bantuan
kartu kredit dan KTA.
Enggan
untuk menunda kesenangan; mengalokasikan rupiah yang dihasilkan untuk tabungan,
untuk diinvestasikan, untuk mengembangkan usaha.
Orang tidak bisa
menjadi kaya jika tidak bersedia menunda kesenangan dan mendisiplinkan diri.
Orang tidak mungkin mencapai kemandirian finansial jika tidak berlatih dan
menjadikan kemampuan budgeting sebagai sebuah
kebiasaan seumur hidup.
Berlatihlah
untuk menunda kesenangan; jika ingin memiliki sesuatu, biasakan untuk menabung
dulu dalam beberapa waktu. Hindari sekuat tenaga untuk membeli barang konsumtif
dengan hutang.
Alasan #5: Kurang Berpikir Panjang (lack of time perspective)
Alasan
kelima kenapa sebagian orang tidak menjadi kaya sampai dengan akhir hayatnya
adalah kurangnya kemampuan untuk berpikir dalam perspektif yang panjang.
Hal
ini didefinisikan sebagai perspektif waktu yang menjadi pertimbangan orang
ketika merencanakan kegiatan sehari-hari dan ketika membuat keputusan penting
dalam hidupnya. Seberapa jauh orang memproyeksikan masa depan ketika mereka
memutuskan apa yang akan mereka lakukan atau tidak lakukan di masa sekarang.
Orang
rata-rata hanya berpikir dalam perspektif hari ini atau mungkin paling jauh sampai
bulan depan, kurang mengasah kemampuan bahwa apa yang kita lakukan hari ini
juga akan berefek pada waktu yang panjang.
Contoh paling nyata
dari hal ini adalah kebanyakan orang tidak berpikir serius untukmenyiapkan dana pendidikan anaknya
dari sejak kelahirannya atau tidak pernah menyangka bahwa dana haji bisa disiapkan mulai hari ini.
Orang
kaya rela berkorban dalam jangka pendek untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
dalam jangka panjang.
Agar
menjadi kaya, mari hilangkan 5 alasan di atas: ubah lingkungan, putuskan secara
serius untuk kaya dan berkomitmen, bersegera take action, siap menunda
kesenangan dan membiasakan diri untuk berpikir dalam perspektif yang panjang.
Kita
semua beneran serius ingin menjadi orang kaya kan?
Labels:
Tabungan Hari Tua
Thanks for reading 5 Alasan Mendasar Kenapa Kebanyakan Orang Tidak Menjadi Kaya Sampai Akhir Hayatnya. Please share...!
0 Comment for "5 Alasan Mendasar Kenapa Kebanyakan Orang Tidak Menjadi Kaya Sampai Akhir Hayatnya"
Silahkan isi komentar anda disini